Era Distraksi Digital, Pengasuhan Semakin Ekstra untuk Anak-anak dan Remaja

TS – Ketika pagi datang, tidak sedikit orang tua yang menyaksikan anak-anak membuka gadget sebelum mencuci muka. Sementara remaja bangun dengan tangan langsung menggenggam ponsel, bukan sekadar untuk membalas pesan, tetapi berselancar di media sosial, menonton video, atau bermain game online. Fenomena ini menjadi tanda zaman: era distraksi digital telah menancapkan pengaruh mendalam pada pola hidup generasi muda.

Ketika Dunia Nyata Terkalahkan Dunia Digital

Perubahan besar dalam pengasuhan mulai terasa sejak teknologi digital masuk ke ruang keluarga. Anak-anak kini lebih mengenal karakter di layar dibandingkan tetangga sebaya. Bagi banyak orang tua, membiarkan anak bermain gadget adalah cara tercepat untuk menenangkan mereka. Sayangnya, ketenangan jangka pendek ini bisa berujung pada kecanduan jangka panjang.

Interaksi sosial yang semestinya terbentuk dari permainan fisik di lingkungan sekitar kini digantikan oleh percakapan di balik layar. Anak usia prasekolah pun mulai terpapar konten visual tanpa pendampingan yang memadai. Remaja, di sisi lain, lebih banyak membandingkan diri dengan influencer yang mereka ikuti, menurunkan rasa percaya diri dan memicu kecemasan sosial.

Bukan hanya gangguan mental, dampak fisik seperti mata lelah, gangguan tidur, dan postur tubuh yang buruk juga menjadi masalah baru di kalangan anak dan remaja akibat penggunaan perangkat digital berlebihan.

Peran Keluarga yang Kini Lebih Kompleks

Orang tua dan pengasuh kini tidak hanya berperan sebagai pelindung dan pendidik, tetapi juga sebagai pengatur lalu lintas digital di rumah. Pengawasan terhadap apa yang dikonsumsi anak melalui internet menjadi tanggung jawab penting. Namun, bagaimana mengawasi tanpa mengekang? Inilah tantangan besar yang harus dihadapi.

Pengasuhan di era digital menuntut pendekatan yang lebih cerdas. Tidak cukup hanya mengatakan “jangan main ponsel terlalu lama,” perlu pula dijelaskan dampaknya dengan bahasa yang mudah dipahami sesuai usia. Lebih jauh, keterlibatan aktif orang tua dalam dunia digital anak menjadi kunci, misalnya dengan menonton tayangan bersama, bermain game edukatif bersama, atau bahkan berdiskusi soal hal-hal yang dilihat anak di dunia maya.

Perlu disadari bahwa pengasuhan yang efektif tidak menuntut kontrol total, melainkan koneksi emosional yang kuat. Remaja khususnya, membutuhkan ruang untuk tumbuh sambil tetap merasa didampingi.

Membangun Ketahanan Digital Sejak Dini

Seperti sistem imun yang dibangun dari kecil, ketahanan terhadap pengaruh negatif digital pun bisa dibentuk sejak usia dini. Salah satu caranya adalah dengan mengenalkan konsep penggunaan perangkat digital secara sehat. Anak-anak perlu dilatih untuk mengenal batas waktu layar, menyadari fungsi gadget sebagai alat bantu, bukan pusat hiburan, dan memahami bahwa apa yang dilihat di layar belum tentu mencerminkan kenyataan.

Orang tua juga bisa membiasakan budaya bertanya dan berdiskusi. Setiap kali anak melihat sesuatu yang baru di dunia digital, ajak untuk membicarakannya. Cara ini tidak hanya membangun keterbukaan, tetapi juga membantu anak memproses informasi secara kritis.

Remaja yang terbiasa berpikir kritis akan lebih mampu menyaring konten, menahan dorongan untuk mengikuti tren secara buta, serta lebih berani mengatakan tidak pada pengaruh negatif dari lingkaran digitalnya.

Menciptakan Ekosistem Seimbang antara Dunia Nyata dan Digital

Pengasuhan ekstra di era digital bukan berarti menghilangkan perangkat digital dari kehidupan anak sepenuhnya, tetapi menciptakan keseimbangan. Dunia digital adalah bagian dari kehidupan modern, namun dunia nyata harus tetap menjadi landasan tumbuh kembang yang sehat.

Waktu berkualitas bersama keluarga menjadi fondasi penting. Misalnya dengan makan bersama tanpa perangkat digital, berjalan sore sambil berbincang, atau sekadar membaca buku bersama. Aktivitas-aktivitas ini membangun kelekatan emosional yang sangat dibutuhkan untuk menghadapi dunia digital yang penuh tekanan dan perbandingan sosial.

Sekolah juga memiliki peran strategis dalam mendidik anak-anak menjadi warga digital yang bijak. Melalui kurikulum yang mengintegrasikan literasi digital, anak-anak dan remaja dapat belajar tentang etika daring, keamanan digital, serta dampak dari jejak digital yang ditinggalkan.

Mendorong Peran Aktif Komunitas dan Pemerintah

Pengasuhan bukan hanya urusan rumah tangga. Perlu ada kerja sama antara keluarga, sekolah, komunitas, dan pemerintah untuk menciptakan lingkungan digital yang aman dan ramah anak. Pemerintah misalnya, dapat memperketat regulasi konten dan memperluas akses pada platform edukatif.

Komunitas lokal juga bisa menjadi ruang bagi orang tua untuk berbagi pengalaman, tantangan, serta strategi pengasuhan digital. Melalui forum diskusi, lokakarya, atau kelompok pendampingan, para pengasuh tidak merasa sendirian menghadapi kompleksitas zaman.

Kesadaran kolektif ini penting karena anak-anak dan remaja hidup di tengah ekosistem yang lebih luas dari sekadar rumah dan sekolah. Mereka berinteraksi dengan berbagai sumber informasi dan pengaruh. Tanpa perlindungan sistemik, risiko paparan terhadap konten berbahaya, kekerasan daring, dan penipuan digital akan semakin besar.

Baca juga: Persiapan Lebaran Bersama Anak, Berikut Jadwal Libur Lebaran dan Masuk Sekolah 2025


Menjadi Pengasuh Adaptif di Tengah Gelombang Digital

Era distraksi digital memang tak bisa dihindari. Namun, di tengah arus deras informasi dan hiburan, peran pengasuhan justru menjadi lebih penting dari sebelumnya. Orang tua, pendidik, dan masyarakat perlu bersama-sama membekali generasi muda dengan keterampilan literasi digital, kecerdasan emosional, serta ketahanan terhadap tekanan sosial yang datang dari dunia maya.

Pengasuhan ekstra tidak berarti menjadi lebih keras, tetapi lebih cermat, penuh empati, dan terbuka terhadap perubahan. Di sinilah seni pengasuhan era digital: tidak sekadar mengarahkan, tetapi juga menemani dan memberi makna di balik layar yang terus menyala.(*)

Editor: Senandika

Related Posts

Aaliyah Masaid Lahirkan Anak Pertama, Aktivitas Berikut yang Disarankan Bagi Ibu Baru

Temukan Sekitar – Kabar bahagia datang dari dunia hiburan tanah air. Aaliyah Masaid, putri dari mendiang Adjie Massaid dan Reza Artamevia, baru saja melahirkan anak pertamanya. Peristiwa ini menandai babak…

Persiapan Lebaran Bersama Anak, Berikut Jadwal Libur Lebaran dan Masuk Sekolah 2025

TS – Lebaran menjadi momen yang dinanti-nantikan oleh banyak keluarga di Indonesia, terutama anak-anak. Persiapan menyambut Hari Raya Idul Fitri tidak hanya sebatas kebutuhan materi, tetapi juga mental dan spiritual.…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *