
TS – Tunjangan Hari Raya (THR) menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh banyak pekerja, baik pegawai negeri maupun swasta. Sayangnya, tidak sedikit yang mengalami fenomena “uang datang dan pergi” karena kurang bijak dalam mengelolanya. Agar THR tidak hanya sekadar numpang lewat, penting untuk memiliki strategi keuangan yang matang. Berikut ini adalah 10 cara mengelola THR dengan bijak agar tidak hanya habis begitu saja, melainkan bisa bermanfaat dalam jangka panjang.
1. Prioritaskan Kebutuhan Pokok
THR sebaiknya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok terlebih dahulu, seperti belanja bulanan, cicilan, atau tagihan yang sudah jatuh tempo. Ini penting agar kondisi keuangan tetap stabil setelah Hari Raya berlalu. Jika ada utang yang masih menggantung, manfaatkan THR untuk melunasinya agar beban keuangan berkurang.
2. Sisihkan untuk Dana Darurat
Banyak yang lupa bahwa dana darurat sangat penting untuk menghadapi situasi tak terduga, seperti sakit, kehilangan pekerjaan, atau keperluan mendadak lainnya. Setidaknya, alokasikan 10-20% dari THR untuk menambah dana darurat. Idealnya, dana darurat mencukupi kebutuhan hidup selama 3–6 bulan.
3. Investasikan Sebagian THR
Mengalokasikan sebagian THR untuk investasi adalah langkah bijak agar uang tidak hanya habis untuk konsumsi. Pilihan investasi yang bisa dipertimbangkan antara lain emas, reksa dana, saham, atau instrumen lainnya yang sesuai dengan profil risiko. Dengan berinvestasi, uang THR bisa berkembang dan memberikan manfaat di masa depan.
4. Alokasikan untuk Sedekah dan Zakat
Jangan lupakan kewajiban berbagi dengan sesama. Sisihkan sebagian THR untuk zakat, infaq, atau sedekah kepada mereka yang membutuhkan. Selain memberikan manfaat bagi orang lain, berbagi juga bisa menjadi bentuk rasa syukur atas rezeki yang telah diterima.
5. Buat Anggaran Belanja yang Terukur
Jangan tergoda untuk menghabiskan THR dalam satu waktu. Buatlah anggaran yang jelas dengan menentukan berapa persen yang akan digunakan untuk kebutuhan lebaran, seperti pakaian baru, hampers, atau biaya perjalanan mudik. Dengan anggaran yang terencana, pengeluaran bisa lebih terkendali dan tidak boros.
6. Hindari Belanja Konsumtif yang Berlebihan
Diskon dan promo besar-besaran menjelang Hari Raya memang menggiurkan, tetapi jangan sampai terjebak dalam gaya hidup konsumtif. Sebelum membeli sesuatu, tanyakan pada diri sendiri apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan atau hanya sekadar keinginan.
7. Gunakan untuk Pengembangan Diri
THR juga bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang bermanfaat, seperti mengikuti kursus, pelatihan, atau membeli buku yang dapat meningkatkan keterampilan. Dengan begitu, uang THR tidak hanya habis untuk kebutuhan sesaat, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perkembangan diri.
Baca juga: Tips Memilih Bank BUMN untuk Menabung Sesuai Kebutuhan
8. Siapkan Tabungan untuk Kebutuhan Masa Depan
Jika tidak ada keperluan mendesak, pertimbangkan untuk menabung sebagian THR. Tabungan bisa digunakan untuk keperluan di masa depan, seperti biaya pendidikan anak, renovasi rumah, atau rencana liburan yang sudah lama diidamkan.
9. Jangan Lupa Asuransi dan Proteksi Keuangan
Jika belum memiliki asuransi, THR bisa dimanfaatkan untuk membeli perlindungan finansial, seperti asuransi kesehatan atau asuransi jiwa. Ini penting untuk menghindari risiko keuangan yang tidak terduga di masa depan.
10. Evaluasi Keuangan Setelah Lebaran
Setelah Hari Raya berlalu, lakukan evaluasi terhadap pengelolaan THR. Apakah sudah digunakan dengan bijak atau justru banyak pengeluaran yang tidak perlu? Evaluasi ini bisa menjadi pelajaran berharga agar lebih cermat dalam cara mengelola THR di masa mendatang.
THR bukan hanya sekadar bonus tahunan yang bisa dihabiskan dalam sekejap, tetapi juga bisa menjadi peluang untuk memperbaiki kondisi keuangan jika dikelola dengan bijak. Dengan menerapkan 10 cara mengelola THR di atas bisa memberikan manfaat jangka panjang dan tidak hanya lewat begitu saja.
Mulai sekarang, yuk atur keuangan dengan lebih cerdas agar setiap rupiah dari THR bisa memberikan dampak positif, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.(*)
Editor: Senandika