Berbagai Upaya Kecurangan dalam UTBK pada SNPMB 2025 Berikut Sanksinya

TS – Setiap tahun, ribuan pelajar di seluruh Indonesia mempersiapkan diri untuk menghadapi Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) sebagai bagian dari Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB). UTBK menjadi salah satu gerbang penting untuk menempuh pendidikan tinggi di perguruan tinggi negeri, yang tentunya sangat kompetitif. Di tengah persaingan yang semakin ketat, tak sedikit pihak yang mencoba menempuh jalan pintas melalui kecurangan. Fenomena ini tidak hanya mencoreng nilai kejujuran, tetapi juga berpotensi membawa dampak serius, baik secara moral maupun hukum.

Tulisan ini akan mengulas berbagai bentuk kecurangan yang kerap terjadi dalam UTBK SNPMB 2025 serta sanksi yang menanti bagi siapa pun yang mencoba bermain curang. Penjelasan ini penting agar peserta ujian, orang tua, dan penyelenggara pendidikan memahami betapa seriusnya masalah ini dan pentingnya menjaga integritas dalam dunia pendidikan.

1. Latar Belakang UTBK SNPMB dan Ketatnya Persaingan

SNPMB 2025 kembali menyelenggarakan seleksi masuk perguruan tinggi melalui tiga jalur utama: Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi, Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK), dan Seleksi Mandiri oleh masing-masing perguruan tinggi. Jalur UTBK menjadi fokus utama banyak siswa karena dianggap sebagai jalur yang paling transparan dan adil, dengan penilaian murni dari hasil tes.

Namun, tingginya jumlah pendaftar dan terbatasnya kursi yang tersedia membuat sebagian peserta merasa tertekan. Dalam kondisi tersebut, muncul godaan untuk melakukan tindakan curang demi lolos ujian. Apalagi dengan kemajuan teknologi, modus kecurangan pun semakin beragam dan sulit dideteksi secara kasat mata.

2. Modus Kecurangan dalam UTBK yang Sering Terjadi

Berikut beberapa modus kecurangan yang telah terdeteksi dalam pelaksanaan UTBK di tahun-tahun sebelumnya, dan diprediksi tetap mengancam pelaksanaan SNPMB 2025:

a. Menggunakan joki

Penggunaan joki masih menjadi modus klasik yang terus berkembang. Seorang peserta bisa saja meminta orang lain yang lebih pintar untuk menggantikan dirinya mengikuti ujian. Biasanya mereka menyusun strategi dengan menyamakan data pribadi dan membuat kartu identitas palsu.

Namun, teknologi pengenalan wajah (facial recognition) yang kini digunakan oleh panitia SNPMB membuat trik ini semakin sulit dilakukan. Sistem ini mampu mencocokkan wajah peserta dengan data saat pendaftaran, sehingga risiko tertangkap sangat tinggi.

b. Membawa alat komunikasi tersembunyi

Beberapa peserta berupaya menyembunyikan alat komunikasi seperti earpiece, kamera kecil, atau perangkat yang ditanam dalam pakaian, untuk menerima jawaban dari pihak luar. Modus ini biasanya dilakukan dengan bantuan sindikat yang sudah berpengalaman dalam kecurangan ujian.

Meskipun pengawasan di ruang ujian semakin ketat, upaya seperti ini masih ditemukan dalam skala kecil. Oleh karena itu, pengawas dibekali pelatihan dan alat pendeteksi logam agar bisa meminimalkan risiko.

c. Menyebarkan soal dan jawaban lewat grup daring

Ada pula yang menyebarkan soal melalui grup daring yang dibentuk khusus oleh jaringan kecurangan. Soal-soal difoto diam-diam dan dikirim ke luar untuk kemudian dibalas dengan jawaban yang dikirim balik ke peserta yang masih berada di ruang ujian.

Tindakan ini sangat berbahaya karena tidak hanya melibatkan peserta, tetapi juga pihak ketiga yang bisa jadi berasal dari luar sekolah atau bahkan luar kota.

d. Memanipulasi data pendaftaran

Beberapa oknum mencoba mengubah data peserta agar bisa mengalihkan identitas ke pihak lain. Hal ini bisa melibatkan pemalsuan dokumen, seperti kartu tanda peserta, kartu keluarga, atau ijazah. Praktik ini jelas merupakan pelanggaran serius terhadap aturan SNPMB dan hukum pidana.

e. Melakukan latihan soal dengan bantuan kecerdasan buatan

Dalam beberapa kasus, ditemukan peserta yang melakukan simulasi atau latihan UTBK menggunakan bantuan kecerdasan buatan untuk memprediksi soal dan mencari celah kelemahan sistem. Walau belum termasuk dalam kategori kecurangan langsung di hari ujian, praktik ini bisa mengarah pada pelanggaran etika akademik.

3. Sanksi Tegas bagi Pelaku Kecurangan

SNPMB 2025 menetapkan sanksi tegas bagi siapa pun yang terbukti melakukan pelanggaran. Sanksi ini dirancang untuk memberikan efek jera dan memastikan seleksi berlangsung adil dan bermartabat. Berikut adalah jenis sanksi yang diberlakukan:

a. Diskualifikasi dari seluruh jalur SNPMB

Peserta yang terbukti melakukan kecurangan akan langsung didiskualifikasi dari semua jalur seleksi SNPMB, termasuk jalur prestasi dan mandiri. Artinya, peserta tidak akan bisa mendaftar di perguruan tinggi negeri manapun melalui jalur nasional pada tahun yang sama.

b. Pemblokiran nomor peserta

Nomor peserta yang terbukti terlibat dalam praktik curang akan diblokir secara permanen, dan seluruh datanya akan dicatat dalam daftar hitam oleh panitia pusat.

c. Pelaporan ke pihak sekolah dan instansi hukum

Panitia seleksi berhak melaporkan kecurangan ke pihak sekolah asal untuk diberikan sanksi administratif. Bahkan, jika pelanggaran masuk kategori pemalsuan identitas atau dokumen, kasus bisa dilimpahkan ke pihak kepolisian sebagai pelanggaran pidana.

d. Pelarangan ikut UTBK di tahun berikutnya

Dalam kasus tertentu, peserta yang melakukan pelanggaran berat bisa dijatuhi sanksi larangan mengikuti UTBK selama satu hingga dua tahun ke depan.

e. Pencabutan kelulusan

Jika pelanggaran baru diketahui setelah peserta dinyatakan lulus dan diterima di perguruan tinggi, maka status kelulusan bisa dibatalkan. Perguruan tinggi berhak mencabut hak sebagai mahasiswa dan membatalkan seluruh proses registrasi.

4. Upaya Pencegahan Kecurangan oleh Panitia SNPMB

Untuk mencegah dan meminimalisir kecurangan dalam UTBK 2025, panitia SNPMB melakukan beberapa langkah strategis yang melibatkan teknologi, pelatihan sumber daya manusia, serta penyuluhan ke masyarakat.

a. Sistem pendaftaran berbasis verifikasi data biometrik

Saat ini, seluruh proses pendaftaran UTBK menggunakan verifikasi wajah dan data biometrik. Teknologi ini mempersulit pemalsuan identitas dan memperkuat validasi saat ujian berlangsung.

b. Pemasangan kamera pengawas di setiap titik

Setiap ruang ujian dilengkapi dengan kamera pengawas yang memantau seluruh kegiatan selama pelaksanaan UTBK. Rekaman ini bisa dijadikan bukti dalam proses investigasi jika ditemukan kecurangan.

c. Pelatihan khusus bagi pengawas

Pengawas UTBK dibekali pelatihan untuk mengenali berbagai modus kecurangan, termasuk penggunaan perangkat tersembunyi dan perilaku mencurigakan peserta. Beberapa pengawas juga dilengkapi alat pendeteksi logam untuk memeriksa peserta sebelum memasuki ruang ujian.

d. Edukasi kepada peserta dan orang tua

Sosialisasi mengenai bahaya kecurangan dan sanksinya gencar dilakukan di sekolah-sekolah. Panitia juga mengajak orang tua untuk turut mengawasi dan mendidik anak agar menjunjung tinggi kejujuran.

Baca juga: Inilah Cara Cek Tilang ETLE dan Cara Penyelesaiannya Jika Ada Pelanggaran

5. Mengapa Integritas dalam Ujian Itu Penting?

Kecurangan dalam UTBK bukan sekadar pelanggaran aturan teknis. Tindakan ini mencerminkan ketidakjujuran yang akan terbawa ke tahap kehidupan berikutnya. Seorang calon mahasiswa yang lolos melalui kecurangan tak hanya merugikan peserta lain, tetapi juga mengkhianati kepercayaan sistem pendidikan nasional.

Kejujuran adalah fondasi penting bagi bangsa yang ingin maju. Menjadi siswa yang berprestasi tanpa kecurangan jauh lebih membanggakan daripada sekadar lulus dengan hasil tipu daya. Selain itu, hasil yang diperoleh secara jujur juga mencerminkan kesiapan untuk menjalani proses pembelajaran di jenjang pendidikan tinggi.


Siap Hadapi UTBK dengan Kejujuran dan Persiapan yang Matang

Menghadapi UTBK memang bukan hal yang mudah, apalagi jika berharap masuk ke perguruan tinggi favorit. Namun, dengan persiapan yang tepat dan semangat yang tinggi, peluang keberhasilan akan selalu terbuka. Daripada tergoda menggunakan cara curang yang penuh risiko, lebih baik manfaatkan waktu untuk belajar secara efektif, mengikuti pelatihan, dan memperkuat mental dalam menghadapi ujian.(*)

Editor: Senandika

Related Posts

7 Persiapan Guru Agar Semakin Siap Menerima Murid Baru di Awal Tahun Ajaran

Temukan Sekitar – Awal tahun ajaran selalu menjadi momen penting bagi para tenaga pendidik. Masa ini bukan hanya sekadar membuka lembaran baru bagi murid, namun juga tantangan baru bagi guru…

Fakta Unik di Balik Seleksi CBT MQK Nasional 2025, Saatnya Santri Tunjukkan Skill

Temukan Sekitar – Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Nasional telah menjadi ajang prestisius bagi para santri di seluruh penjuru negeri. Diselenggarakan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia, MQK bukan sekadar lomba membaca…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *